ASAS Matahari

demi langit
Tatkala goresan semangat terukir diatas kertas kertas kaku
Menyembur
Mengelupas tulisannya

Tatkala meja meja bisu ,tiang tiang berkarat menjelma jadi hantu dipenghujung tahun.
Aku melangkah pasti
Kemanapun pasti dinding kesunyian.
Aku berteriak pasti.
Dimanapun pasti kutemukan gemanya!

Demi air
Aku haus ilmu!
Lewat sesal ,lewat sesal,lewat kesal..aku tak pernah asal!

Aku melangkah pasti
Melewati dinding dinding sunyi..

Wahai matahari.Kelak!
Kau tau..
Aku adalah 6 merpati disangkar emas.
Aku akan terbang dan terbang jauh membawa sebilah belati di kiri ku dan segenggam emas di kanan ku!

BIOGRAFI CHAIRIL ANWAR

Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku [2]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.

 Masa kecil
Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.
Chairil masuk sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.
Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastra. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.

Selengkapnya

BIOGRAFI WS RENDRA




Nama Pena:
WS Rendra
Nama Asal:
Willibrordus Surendra Broto Rendra
Nama Setelah Memeluk Islam:Wahyu Sulaiman Rendra
Memeluk Islam : 12  Ogos 1970
Seniman ini mengucapkan dua kalimat syahadah pada hari perkahwinannya dengan Sitoresmi pada 12 Ogos 1970, dengan disaksikan dua lagi tokoh sastera Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.
Gelaran: Si Burung Merak
Julukan si Burung Merak bermula ketika Rendra dan sahabatnya dari Australia berlibur di Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta. Di kandang merak, Rendra melihat seekor merak jantan berbuntut indah dikerubungi merak-merak betina. “Seperti itulah saya,” tutur Rendra spontan. Kala itu Rendra memiliki dua isteri, iaitu Ken Zuraida dan Sitoresmi.